Lampung Selatan, Datalampung.com - Harapan petani di Kabupaten Lampung Selatan berbalik menjadi kekecewaan. Bantuan bibit padi yang seharusnya meningkatkan ketahanan pangan justru diduga bermasalah dan merugikan mereka.
Hasil ivestigasi jurnalis mengungkap bibit yang disalurkan ke Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, tidak sesuai ketentuan dan banyak yang rusak. Suyatno, anggota kelompok tani penerima bantuan, mengatakan bibit yang datang tidak seperti yang dijanjikan pemerintah.
"Setiap karung yang seharusnya lima kilogram rata-rata hanya berisi 4,8 kilogram,” ujarnya. Ia menambahkan, “Lebih dari separuh bibit itu rusak, kering, dan tidak punya daya tumbuh. Secara luar terlihat bagus, tapi isinya mengecewakan," Ungkap Suyatno.
Akibatnya, puluhan petani gagal memulai musim tanam tepat waktu dan mengalami kerugian. Bibit bantuan tersebut hanya menumpuk di gudang, sementara masa tanam terlewat.
"Kami sudah berharap bantuan ini meringankan beban di tengah harga pupuk dan benih yang mahal, tapi yang datang malah merugikan," keluh Suyatno lagi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan, Mugiyono, sebelumnya berjanji akan mengecek pihak penyedia dan mengganti bibit rusak. Namun hingga September 2025, janji itu tak kunjung terwujud. Upaya konfirmasi ulang kepada Mugiyono pun belum membuahkan hasil.
Sumber internal menyebut dugaan keterlibatan oknum di tingkat distribusi daerah. Modusnya antara lain pengurangan isi karung dan pengemasan ulang bibit berkualitas rendah.
