 |
| Sejumlah mahasiswa saat unjuk rasa |
Pandeglang, datalampung.com – Puluhan pemuda dan Mahasiswa yang tergabung dalam wadah Eksponen pemuda Cikeusik aksi di kantor kecamatan, pada Selasa, (26/1/2021).
Mereka mendatangi Kantor Kecamatan Cikeusik untuk sampaikan aspirasi terkait BPNT yang bermasalah dan tidak memenuhi prinsip 6T.
Korlap aksi Nurjaya mengatakan, kedatangan mereka terkait beberapa temuan dilapangan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Patut diduga telah terjadi tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan program Bantuan Sosial Pangan di Kecamatan Cikeusik pada tahun anggaran 2020 yang merugikan kas Negara lebih dari 2,5 Milyar,” ucapnya.
Dijelaskan Nurjaya, ini terjadi secara massif dan terstruktur karena di temukan agen e-waroeng yang tidak memenuhi kriteria sebagai agen , kemudian kartu sembako tidak dipegang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tapi oleh oknum.
“Ada toko agen yang ditemukan hanya buka saat penyaluran bantuan saja, ada juga agen dari perangkat desa, dan lebih gila lagi ada agen yang tidak tau kalua dirinya agen,” jelasnya.
Ditempat yang sama peserta aksi Ilham menambahkan, ini bentuk keprihatinanya dengan apa yang terjadi di Kecamatan Cikeusik khususnya dalam program BPNT/BSP.
“Saat pemerintah pusat benar-benar ingin membantu masyarakat kecil, justru hak-hak mereka di kebiri oleh oknum-0knum yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Ilham menambahkan, bahwa hal ini tidak akan terjadi jika pendamping sosial bekerja dengan baik dan sesuai dengan pendum yang sudah ada.
“Kemana saja Pendamping social selama ini ? beliau itu pendamping social apa pendamping supplier ?,” tanya ilham.
Dalam tuntutan tersebut eksponen pemuda dan mahasiswa CIkeusik minta camat segera merekomendasikan pergantian agen e-waroeng yang bermasalah, serta evaluasi total program BPNT di Kecamatan Cikeusik.
