-->
  • Jelajahi

    Copyright © datalampung

    Kericuhan Nasional, Pagar Nusa Lampung Sebut Akumulasi Luka Sosial

    Sabtu, 30 Agustus 2025, 21:43 WIB


    Lampung, Datalampung.com - Gelombang kericuhan yang terjadi di berbagai daerah Indonesia bukanlah peristiwa yang muncul tiba-tiba. Aksi massa yang memanas beberapa hari terakhir disebut sebagai puncak dari akumulasi ketidakadilan yang dirasakan rakyat.


    Ketua Forum Mahasiswa Pagar Nusa Lampung, Yoksa Adrinata, menegaskan bahwa kerusuhan ini adalah bentuk perlawanan terhadap sistem yang dinilai semakin menekan rakyat kecil.


    “Kami mengajak seluruh mahasiswa Pagar Nusa untuk ikut menyuarakan dan berjuang bersama demi keadilan dan perbaikan nasib bangsa,” ujar Yoksa kepada wartawan, Sabtu (30/8/2025).


    Sejumlah pengamat menilai, pemicu utama gelombang protes ini berasal dari kebijakan fiskal yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Kenaikan pajak daerah, PPN, dan retribusi yang dilakukan secara sistematis disebut menambah beban masyarakat.


    Sementara itu, perbaikan pelayanan publik yang dijanjikan pemerintah belum terasa signifikan. Pendapatan masyarakat stagnan, sementara biaya hidup terus meningkat. “Rakyat merasa negara semakin mahal, namun hidup mereka semakin murah nilainya,” ujar seorang pengamat sosial.


    Ketegangan semakin memuncak ketika beredar video anggota DPR berjoget di gedung parlemen saat pengesahan kenaikan gaji. Situasi ini memantik amarah publik, apalagi setelah salah satu anggota DPR mengeluarkan pernyataan yang dianggap menghina rakyat.


    “Jika ada kata bubarkan DPR, maka itu orang tolong sedunia,” ujar anggota DPR tersebut dalam sebuah wawancara yang kini viral di media sosial.


    Ucapan itu memicu kemarahan masyarakat lebih besar dari sebelumnya. Banyak warganet menilai, pernyataan tersebut mencederai kepercayaan rakyat terhadap lembaga legislatif.


    Amarah rakyat mencapai puncak ketika seorang pengemudi ojek online tewas tertabrak kendaraan taktis milik Polri saat aksi berlangsung. Peristiwa itu dianggap simbol nyata penderitaan rakyat kecil yang terus menanggung beban negara.


    Ribuan warga mengiringi jenazah korban sebagai bentuk duka sekaligus pernyataan sikap. Kapolri yang datang melayat mencoba menenangkan keluarga korban, namun aksi protes semakin membesar.


    Situasi ini memicu desakan agar pemerintah segera turun tangan. Rakyat menuntut Presiden Prabowo Subianto hadir bukan sebagai panglima, tetapi sebagai pelayan bangsa.


    Pengamat menilai, tuntutan rakyat tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga menyangkut harga diri dan keadilan sosial. Mereka meminta reformasi kebijakan dan percepatan pengesahan UU perampasan aset agar korupsi dapat ditekan.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini